Bisnis Tektstil Tidak Hanya Untuk Pakaian

Bisnis Tektstil Tidak Hanya Untuk Pakaian – Seperti yang tertera pada peta jalan making Indonesia 4.0, Indonesia mempunyai target untuk masuk kedalam 5 besar dunia dalam memprodusen tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2030. Dalam hal ini, pemerintah memprioritaskan pengembangan TPT menjadi pionir dalam menuju kemajuan industry tanah air.

Seperti yang disampaikan oleh Mudhori yang adalah Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas kai, dan perindustrian yang mengatakan bahwa peningkatan efisiensi dan kualitas produk akan memperkuat daya saing global di sector TPT sebagai implementasi industry 4.0. http://www.shortqtsyndrome.org/

Gampangnya, semakin berkembangnya teknologi yang ada maka tantangan dan kebutuhan industri TPT agar lebih efisien, maka harus dikembangkan pula SDM-nya. Seperti data yang ada pada kemenperin, ekspor TPT terus meningkat dari tahun 2017, dan kontribusi TPT pada dunia industry mencapai Rp 150,43 triliun pada produk domestic bruto (PDB) dan US$12,58 miliar pada sector ekspor atau bisa dikatakan naik dari tahun sebelumnya sebanyak 6 %. www.americannamedaycalendar.com

Bisnis Tektstil Tidak Hanya Untuk Pakaian

Redma Gita Wirawasta yang adalah Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI), mangatakan bahwa bahan rayon paling diminati untuk dunia fashion dibandingkan bahan tekstil lainnya. Oleh sebab tu, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemain industry rayon terbesar di dunia.

Lalu, apa itu kain Rayon?

Kain rayon adalah kain yang terbuat dari bahan benang atau serat. Kain ini merupakan kain yang istimewa karena dapat menggantikan serat sutera yang diproduksi secara terbatas dan bisa membuat beragam produk yang bisa digunakan sehari-hari.

Secara garis besar, kain rayon dapat diaplikasikan dalam pembuatan produk pada beberapa hal berikut ini!

1. Produk pakaian berupa blus, gaun, jaket, daster, pakaian dalam, pakaian olahraga, syal, topi, kaus kaki, pelapis sepatu dan dasi

2. Selain pakaian, kain rayon juga bisa diaplikasikan untuk perabotan rumah tangga seperti penutup tempat tidur, seprei, selimut, dekorasi jendela dan pelapis jok

3. Dalam industry, pemanfaatan kain rayon dapat dibuat sebagai bahan pembuatan produk medis seperti perabot rumah sakit dan benang ban

4. Kegunaan lain yang dapat dimanfaatkan dari kain rayon adalah sebagai kesehatan wanita (pembalut), popok dan handuk.

Akan tetapi, di Indonesia seringkali kain rayon digunakan untuk membuat batik atau hijab. Nah, untuk anda yang ingin usaha di bidang tekstil bisa menggunakan kain rayon sebagai pemanfaatan untuk bahan baku dalam dunia fashion. bahkan para artispun telah banyak yang bisnis fashion salah satunya bisnis hijab yang menjadi marak belakangan ini.

Lalu bagaimana memulai bisnis ini?

Anda cukup pergi ke toko yang mempunyai Mesin Printing kain atau anda bisa membeli mesin tersebut.Untuk modal anda tidak perlu khawatir, karena bisnis ini tidak membutuhkan modal mahal. Untuk itu memilih bisnis fashion ini ialah pilihan yang sangat tepat.

Seperti data yang sudah dijelaskan diatas, bisnis fashion merupakan bisnis yang cukup menjanjikan dilihat dari industry TPT yang akan dimaksimalkan. Jadi, jangan sampai anda kehilangan “start” untuk memulai bisnis tekstil. Karena pada tahun 2030 target Indonesia adalah untuk menjadi salah satu dari 5 industri tekstil terbesar di dunia.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional perlu untuk melakukan suatu inovasi dalam hal pengembangan produk,  sehingga dapat menangkap peluang dari tren pasar global saat ini. Belakangan ini, tekstil saat ini tidak hanya menghasilkan produk untuk kebutuhan sandang atau pakaian saja, akan tetapi berkembang menjadi industri tekstil non-sandang.

“Produk tekstilnya juga dimanfaatkan untuk material pembangunan infrastruktur jalan tol, agro-textiles, medis hingga industri makanan dan minuman, otomotif, serta manufaktur konsumsi lainnya,” kata Sony Sulaksono, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan juga Kekayaan Intelektual, di acara Diseminasi Hasil Litbang Tekstil dan Business Gathering 2017 di Bandung, Selasa (24/10).

Merujuk data dari Kementerian Perindustrian, komoditas industri tekstil non-sandang ini memiliki peluang pasar cukup besar. Rata-rata meningkat dalam periode 5 tahun terakhir sebesar 9,9% per tahun, dengan kontribusi Indonesia mencapai 0,47% dari kebutuhan dunia.

Untuk menghasilkan produk-produk tekstil yang fungsional (functional textile) yang mempunyai kualitas, menurut Sony, perlu didukung dengan hasil-hasil penelitian dan pengembangan (litbang) seperti yang dilakukan oleh Kemenperin melalui Balai Besar Tekstil (BBT) Bandung.

“Kami ingin menjawab ekspektasi konsumen yang lebih dari sekedar sandang konvensional, namun sudah masuk ke dalam ranah tekstil fungsional yang memiliki karakter dan sifat spesifik sesuai dengan fungsinya,” tuturnya.

BBT Bandung adalah salah satu unit kerja Kemenperin di bawah binaan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI). Balai tersebut mempunyai dua tugas pokok, yaitu pelaksanaan kegiatan litbang di bidang tekstil serta memberikan layanan jasa teknis kepada industri TPT.

Sony juga menjelaskan mengenai beberapa hasil litbang tekstil tahun 2017 dari BBT Bandung yang diseminasikan, antara lain; tekstil anti nyamuk berbahan aktif mikrokapsul minyak kulit jeruk nipis, pembuatan tekstil anti bakteri dengan zat aktif alami dari kitosan, dan juga tekstil fungsional untuk atap yang bersifat anti ultraviolet.

Selanjutnya, panel pengendali kebisingan suara dari bahan serat alam dan juga limbah tekstil, tekstil teknik dari limbah kain denim untuk penutup hasil pengecoran jalan, serta produksi gum xanthan dari limbah padat tahu dan bakteri xanthomonas untuk mensubstitusi gum xanthan impor.

“Kami berharap, sejumlah hasil litbang tersebut dapat diimplementasikan oleh industri TPT nasional sehingga akan memacu daya saing dan produktivitasnnya serta memperluas pasar ekspor,” ungkapnya. Selain itu, kegiatan litbang juga diharapkan bisa membantu mengatasi dalam hal diversifikasi produk serta perbaikan proses produksi dan mutu produk.

Ngakan Timur Antara, Kepala BPPI juga mengingatkan, bahwa dalam pengembangan produk-produk tersebut tetap harus mengakomodir ketentuan perundang-undangan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2015 tentang Perindustrian, salah satunya adalah harus menganut prinsip-prinsip industri hijau.

Bisnis Tektstil Tidak Hanya Untuk Pakaian 1

“Industri hijau ialah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan,” jelasnya.

Untuk mengakselerasi penguatan daya saing industri TPT nasional yang lebih baik lagi, pada kesempatan tersebut, dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara BBT Bandung dengan tujuh pemangku kepentingan terkait, yaitu menggandeng PT. Rekadaya Multi Adiprima dalam hal implementasi dan juga komersialisasi hasil litbang produk peredam suara serta produk covering pengecoran jalan dari waste kain denim.

Dengan Universitas Kristen Krida Wacana yang juga terkait kerja sama bidang geosintetik material, Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) dalam hal pengembangan serat sintetik untuk tekstil fungsional,  dan PT. Ghozi Sapta Persada untuk implementasi hasil dari litbang berupa teknologi slub & fancy yarn untuk natural window covering.

Lalu, Surfactant and Bioenergy Research Center di Institut Pertanian Bogor (SBRC-IPB) dalam hal  pengembangan dan aplikasi surfaktan pada proses tekstil, serta Nano Center Indonesia terkait pengembangan dan aplikasi nanoteknologi untuk proses tekstil.